Syair Amirul mu'minin Ali bin Abi Thalib ra
Aku khawatir terhadap suatu masa yang roda kehidupannya dapatkeimanan, keimanan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan...
Banyak orang baik, tapi tak berakal
Ada orang berakal, tapi tak beriman
Ada lidah yang fasih, tapi berhati lalai
Ada yang khusuk, tapi sibuk dalam kesendirian
Ada ahli ibadah, tapi mewarisi kesombongan iblis
Tapi ada ahli maksiat yanga rendah hati bagaikan sufi
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat
Dan ada yang menangis karena kufur nikmat
Ada yang murah senyum, tapi hatinya mengumpat
Ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut
Apa yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan
Dan ada pelacur yang tampil menjadi figur
Ada orang yang punya ilmu tapi tak faham
Ada yang faham tapi tak menjalankan
Ada yang pintar tapi membodohi
Ada yang bodoh tapi tak tahu diri
Ada orang yang beragama tapi tak berakhlak
Ada yang berakhlak tapi tak bertuhan
(Ali bin Abi Thalib ra)
Senin, November 03, 2014
Jumat, Oktober 31, 2014
LUPA
Manusia itu tempatnya khilaf dan lupa, terutama ketika ia berada diposisi yang sedang memilki harta yang berkecukupan. Dia lupa kepada siapa yang memberinya rejeki, dia lupa ketika masih hidup susah dahulu siapa yang menolongnya, dia lupa kepada orang-orang yang pernah berjasa pada dirinya, lupa kalau pernah susah, lupa untuk bersyukur kapada pemberi rejeki, lupa untuk membalas kebaikan orang yang pernah menolongnya, lupa kalau harus menolong orang yang memerlukan. Dan tentunya masih banyak lagi lupa yang dimilki kita manusia.
Bila kita menyadari bahwa kita adalah manusia tempatnya khilaf dan lupa, banyak banyaklah beristighfar, mohon ampunanNya atas segala khilaf dan lupa kita, agar kita selalu diingatkan untuk selalu ingat akan hal hal yang baik.
Bila kita menyadari bahwa kita adalah manusia tempatnya khilaf dan lupa, banyak banyaklah beristighfar, mohon ampunanNya atas segala khilaf dan lupa kita, agar kita selalu diingatkan untuk selalu ingat akan hal hal yang baik.
Selasa, Juli 08, 2014
perasaan seorang ibu
Seorang ibu biasanya mempunyai perasaan yang teramat kuat bagi anak anaknya.
Apa yang dirasakan anaknya bisa dirasakan pula oleh ibunya. Bahkan berlipat kali. Bila si anak terjatuh dan merasa sakit, maka ibunya akan merasa lebih sakit lagi, dan bila si anak memperoleh kebahagiaan maka si ibu lah yang merasa paling bahagia.
Seorang ibu biasanya juga mempunyai firasat dan naluri yang kuat atas anak anaknya.
Seringkali, tanpa perlu bercerita, seorang ibu bisa mengetahui kapan anaknya sedih, sedih gembira, kecewa, marah, senang atau ada sesuatu yang terjadi pada anaknya.
Sebagai seorang ibu, aku pun mengalami hal-hal seperti itu. Dan yang paling mutakhir aku alami adalah, ketika anak aku dan temannya, memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi hubungan mereka. Dengan alasan ibu dan keluarga si cowok tidak menyetujui hubungan mereka. Memutuskan hubungan dimana mereka sudah merasa sama-sama suka dan cocok karena tidak disetujui oleh salah satu pihak, sudah menyakitkan, akan tambah menyakitkan lagi bila alasan tidak setujunya adalah karena anak aku kalah kaya dibandingkan dengan mantan pacar sebelumnya.
Sebenarnya tidak akan terlalu menyakitkan kalau anak aku tidak menaruh harapan yang tinggi pada cowo tersebut. Karena selama ini, sambutan ibu dan keluarga si cowok baik baik aja, sangat terbuka, dan terasa tulus, tetapi ternyata dibalik semua itu sangat mengejutkan. Ini lah yang paling mengejutkan, dan sangat memukul perasaan anak aku. Dan sebagai ibu tentunya aku lah yang paling merasa sedih dan tersakiti.
Walaupun aku juga mengucapkan syukur alhamdulillah atas kejadian ini. Alhamdulillah. karena dua minggu sebelum kejadian tersebut, aku merasa ada yang mengganjal di hati aku, melihat hubungan mereka. Jadi ketika aku shalat, aku berdoa, Yaa Allah, bila ia baik untuk anakku, tolong didekatkan tetapi bila ia tidak baik untuk anak aku, tolonglah di jauhkan. Dan ternyata dua minggu kemudian terjadilah kejadian tersebut.
Allah begitu cepat menunjukan padaku apa yang menjadi kehendakNya, Allah begitu bersegera mengabulkan doaku. Walaupun aku merasa sangat sangat sakit hati dan terluka, tapi aku tetap bersyukur dan berusaha untuk ikhlas dan ridha, karena aku tahu pasti, Allah akan memberikan yang terbaik dan paling baik, bahkan lebih baik dari yang sebelumnya untuk anakku ini.
Aku hanya berdoa, Yaa Allah ampunilah hamba dan anak hamba, ampuni kami, ampuni juga mereka, berikanlah yang terbaik bagi kami. Engkaulah yang Maha Mengetahui, Engkau pula yang paling mengetahui bagaimana perasaan kami, dan Engkau pula yang akan menggembirakan kami, dan memberi balasan kepada orang yang telah menyakiti kami".
Aku tidak tahu kapan doa ku kali ini akan terjawab, tapi aku yakin tidak lama lagi doa aku akan segera
terjawab. Kenapa doaku seperti itu? Katanya ikhlas tapi kok pengen membalas. Tidak dapat aku pungkiri, hati ini terasa amat sakit. Tapi aku menyadari, semua ini pasti ada andil kesalahan di aku dan anakku, maka aku memohon ampun untuk itu, dan aku pun memohonkan ampun untuk mereka karena telah menyakiti hati kami, tapi sebagai manusia tempatnya salah dan khilaf, aku juga ingin mereka itu mengetahui bahwa tindakan mereka telah melukai hati kami, walau pun kami tak mampu membalas, tapi Allah tahu bagaimana membalasnya karena Dia Maha Mengetahui. Dan balasan seperti apa, hanya Dia yang tahu.
Dan mengapa aku menulis ini, karena sebetulnya aku pun tidak tahu bagaimana mengatasi rasa sakit dihati ini bila mengingat perbuatannya kepada anak aku. Karena aku tahu, dan aku bisa merasakannya, anakku sangat terpukul atas kejadian ini. Amat sangat terpukul, dan aku merasa lebih terpukul lagi. Dan yang aku tahu, ketika aku sedang gundah dan galau, selain shalat, berdoa, mengaji, mengadu kepada Ilahi. bila aku tulis semua rasa yang aku rasakan akan sangat meringankan dan membantu mengatasi rasa sakit hati ini.
Semoga....
Apa yang dirasakan anaknya bisa dirasakan pula oleh ibunya. Bahkan berlipat kali. Bila si anak terjatuh dan merasa sakit, maka ibunya akan merasa lebih sakit lagi, dan bila si anak memperoleh kebahagiaan maka si ibu lah yang merasa paling bahagia.
Seorang ibu biasanya juga mempunyai firasat dan naluri yang kuat atas anak anaknya.
Seringkali, tanpa perlu bercerita, seorang ibu bisa mengetahui kapan anaknya sedih, sedih gembira, kecewa, marah, senang atau ada sesuatu yang terjadi pada anaknya.
Sebagai seorang ibu, aku pun mengalami hal-hal seperti itu. Dan yang paling mutakhir aku alami adalah, ketika anak aku dan temannya, memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi hubungan mereka. Dengan alasan ibu dan keluarga si cowok tidak menyetujui hubungan mereka. Memutuskan hubungan dimana mereka sudah merasa sama-sama suka dan cocok karena tidak disetujui oleh salah satu pihak, sudah menyakitkan, akan tambah menyakitkan lagi bila alasan tidak setujunya adalah karena anak aku kalah kaya dibandingkan dengan mantan pacar sebelumnya.
Sebenarnya tidak akan terlalu menyakitkan kalau anak aku tidak menaruh harapan yang tinggi pada cowo tersebut. Karena selama ini, sambutan ibu dan keluarga si cowok baik baik aja, sangat terbuka, dan terasa tulus, tetapi ternyata dibalik semua itu sangat mengejutkan. Ini lah yang paling mengejutkan, dan sangat memukul perasaan anak aku. Dan sebagai ibu tentunya aku lah yang paling merasa sedih dan tersakiti.
Walaupun aku juga mengucapkan syukur alhamdulillah atas kejadian ini. Alhamdulillah. karena dua minggu sebelum kejadian tersebut, aku merasa ada yang mengganjal di hati aku, melihat hubungan mereka. Jadi ketika aku shalat, aku berdoa, Yaa Allah, bila ia baik untuk anakku, tolong didekatkan tetapi bila ia tidak baik untuk anak aku, tolonglah di jauhkan. Dan ternyata dua minggu kemudian terjadilah kejadian tersebut.
Allah begitu cepat menunjukan padaku apa yang menjadi kehendakNya, Allah begitu bersegera mengabulkan doaku. Walaupun aku merasa sangat sangat sakit hati dan terluka, tapi aku tetap bersyukur dan berusaha untuk ikhlas dan ridha, karena aku tahu pasti, Allah akan memberikan yang terbaik dan paling baik, bahkan lebih baik dari yang sebelumnya untuk anakku ini.
Aku hanya berdoa, Yaa Allah ampunilah hamba dan anak hamba, ampuni kami, ampuni juga mereka, berikanlah yang terbaik bagi kami. Engkaulah yang Maha Mengetahui, Engkau pula yang paling mengetahui bagaimana perasaan kami, dan Engkau pula yang akan menggembirakan kami, dan memberi balasan kepada orang yang telah menyakiti kami".
Aku tidak tahu kapan doa ku kali ini akan terjawab, tapi aku yakin tidak lama lagi doa aku akan segera
terjawab. Kenapa doaku seperti itu? Katanya ikhlas tapi kok pengen membalas. Tidak dapat aku pungkiri, hati ini terasa amat sakit. Tapi aku menyadari, semua ini pasti ada andil kesalahan di aku dan anakku, maka aku memohon ampun untuk itu, dan aku pun memohonkan ampun untuk mereka karena telah menyakiti hati kami, tapi sebagai manusia tempatnya salah dan khilaf, aku juga ingin mereka itu mengetahui bahwa tindakan mereka telah melukai hati kami, walau pun kami tak mampu membalas, tapi Allah tahu bagaimana membalasnya karena Dia Maha Mengetahui. Dan balasan seperti apa, hanya Dia yang tahu.
Dan mengapa aku menulis ini, karena sebetulnya aku pun tidak tahu bagaimana mengatasi rasa sakit dihati ini bila mengingat perbuatannya kepada anak aku. Karena aku tahu, dan aku bisa merasakannya, anakku sangat terpukul atas kejadian ini. Amat sangat terpukul, dan aku merasa lebih terpukul lagi. Dan yang aku tahu, ketika aku sedang gundah dan galau, selain shalat, berdoa, mengaji, mengadu kepada Ilahi. bila aku tulis semua rasa yang aku rasakan akan sangat meringankan dan membantu mengatasi rasa sakit hati ini.
Semoga....
Sabtu, Februari 15, 2014
ujian masih belum berakhir
Kegalauan masih terus menggelayuti hati ini. Masih bertumpuk masalah yang belum terselesaikan. Masih segunung persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Aku bagai seseorang yang sedang berjalan dalam kegelapan, dan ku tahu jalan yang kulalui tidaklah mulus, namun berbatu dan terjal, bahkan aku pun tahu di depan sana ada jurang yang menganga. Namun ku harus tetap berjalan, tak boleh berhenti, tidak dapat berhenti tepatnya, walaupun hanya sekedar untuk beristirahat.
Harus kutapaki terus jalan ini, walau dengan kaki dan badan penuh luka, tetap kujalani, sambil terus bertanya dalam hati, kapan tiba dibibir jurang, dapatkah kulewati jurang itu, dapatkah kuseberangi dengan selamat jurang itu, karena aku tahu diseberang jurang sana ada jalan yang mulus licin dengan pemandangan yang indah dan menawan.
Kemarin ku mendengarkan tausiah dari seorang dai. Menurutnya, masalah yang timbul pada diri kita disebabkan karena kita salah dalam mbil keputusan dalam bertindak dalam hidup kita/
Ku renungkan, barangkali memang aku telah salah mengambil keputusan, barangkali memang aku telah salah melangkah. Maka harus kulalui jalan yang terjal bebatuan ini. Namun pertanyaannya adalah, bagaimana kita memperbaiki kesalahan ini. Apakah harus memulainya dari awal, yang tentu saja tidak mungkin untuk dilakukan. Karena waktu tidak dapat diputar kebelakang, kembali ke masa lalu. Tak ada pilihan harus tetap kujalani. Tapi bagaimana cara memperbaiki pilihan dan keputusan yang salah itu.
Tak sempat dai itu menerangkan hal ini, dan tak sempat pula aku menanyakan hal ini, wakatu begitula cepat berlalu, dan telah selesai pula tausiah itu sebelum sempat memberikan jawaban yang memadai. Kini kemana kah harus kucari jawaban itu. Haruskah seperti Ayu Ting Ting, yang menyanyikan alamat palsu, yang terus bertanya dimana...dimana.. ataukah harus kutanyakan pada rumput yang bergoyang seperti hit lagu nya Ebiet G Ade?
Oh aku perlu jawaban, adakah sahabat yang tahu jawaban apa yang tepat untuk masalah ku ini..
Harus kutapaki terus jalan ini, walau dengan kaki dan badan penuh luka, tetap kujalani, sambil terus bertanya dalam hati, kapan tiba dibibir jurang, dapatkah kulewati jurang itu, dapatkah kuseberangi dengan selamat jurang itu, karena aku tahu diseberang jurang sana ada jalan yang mulus licin dengan pemandangan yang indah dan menawan.
Kemarin ku mendengarkan tausiah dari seorang dai. Menurutnya, masalah yang timbul pada diri kita disebabkan karena kita salah dalam mbil keputusan dalam bertindak dalam hidup kita/
Ku renungkan, barangkali memang aku telah salah mengambil keputusan, barangkali memang aku telah salah melangkah. Maka harus kulalui jalan yang terjal bebatuan ini. Namun pertanyaannya adalah, bagaimana kita memperbaiki kesalahan ini. Apakah harus memulainya dari awal, yang tentu saja tidak mungkin untuk dilakukan. Karena waktu tidak dapat diputar kebelakang, kembali ke masa lalu. Tak ada pilihan harus tetap kujalani. Tapi bagaimana cara memperbaiki pilihan dan keputusan yang salah itu.
Tak sempat dai itu menerangkan hal ini, dan tak sempat pula aku menanyakan hal ini, wakatu begitula cepat berlalu, dan telah selesai pula tausiah itu sebelum sempat memberikan jawaban yang memadai. Kini kemana kah harus kucari jawaban itu. Haruskah seperti Ayu Ting Ting, yang menyanyikan alamat palsu, yang terus bertanya dimana...dimana.. ataukah harus kutanyakan pada rumput yang bergoyang seperti hit lagu nya Ebiet G Ade?
Oh aku perlu jawaban, adakah sahabat yang tahu jawaban apa yang tepat untuk masalah ku ini..
Senin, Desember 30, 2013
Resolusi 2014
Dipenghujung tahun 2013 ini, banyak sekali hal yang menaariri nari di benakku.
Dari keinginan yang ingin diwujudkan, mimpi-mimpi yang masih tinggal mimpi, kegalauan-kegalauan yang mengusik. Namun keyakinan yang begitu kuat, bahwa dengan yang kuat, kerja keras, dan bantuan serta pertolongan dari Allah SWT, in syaa Allah aku bisa mewujudkan semua keinginan dan mimpi dan aku bisa menghalau kegalauan yang ada di hati.
Ku ingin menyelesaikan tulisanku tentang merawat orang sakit stroke, yang merupakan pengalaman diri ketika menangani papap, bunda, mertua, tante dan diri sendiri. Tidak mudah, tapi dengan kemauan, ketekunan, kerja keras, dan tidak lupa doa, in syaa Allah akan selesai di akhir Januari 2014.
Ada satu keinginan yang aku tidak tahu apakah bisa kuwujudkan atau tidak. Butuh keberanian, ketekunan dan pertolongan Allah SWT untuk mewujudkannya. Aku ingin sekali bisa mengajak ibu-ibu disekitar tempat tinggalku untuk menjadi ibu-ibu cerdas yang mempunyai keinginan yang besar untuk belajar dan menambah pengetahuan. Terutama pengtahuan tentang agama Islam. Karena banyak sekali yang bisa dan perlu dipelajari dan didalami. Mengaji, tidak hanya membaca surat Yasin, al Waqiah, al Mulk, shalawat Nabi SAW, rawi. Banyak sekali hal yang bisa dibahas dan dipelajari. Aku tidak mau mengajari, karena belum memilki kemampuan dan kmpetensi untuk itu. Namun aku bisa dan mau berbagi cerita dan pengetahuan yang telah aku pelajari kepada mereka. Walaupun agak sulit, tapi aku yakin, dengan pertolongan Allah SWT aku bisa mewujudkannya.
Kegalauan, tentu saja sering menggelayuti hati ini. Kondisi keuanganku yang belum stabil, dan sampai saat ini aku belum menemukan jalan keluarnya. Tetapi aku memiliki keyakinan, Allah SWT pasti akan membantu aku dengan memberikan jalan keluarnya. Tetapi kalau aku ditanya, apa dan bagaimana, aku belum tahu jawabannya, karena hal itu belum terjadi. Masih sebatas bayang bayang, di hati, yang mudah-mudahan tidak perlu terjadi, aamiin...
Tidak banyak memang keinginan aku, tapi walaupun begitu semua harus dijalani dengan kerja keras, tekun, dan doa, mohon bimbingan dan pertolongan dari Allah SWT. LAA HAULA QUWATA ILA BILAH. HASBUNALLAH WA NI'MAL WAKIL, NI'MAL MAULA WA NI'MAN NASSIR. AAMIIN, AAMIIN, AAMIIN YAA RABBAL ALAMIN...
Dari keinginan yang ingin diwujudkan, mimpi-mimpi yang masih tinggal mimpi, kegalauan-kegalauan yang mengusik. Namun keyakinan yang begitu kuat, bahwa dengan yang kuat, kerja keras, dan bantuan serta pertolongan dari Allah SWT, in syaa Allah aku bisa mewujudkan semua keinginan dan mimpi dan aku bisa menghalau kegalauan yang ada di hati.
Ku ingin menyelesaikan tulisanku tentang merawat orang sakit stroke, yang merupakan pengalaman diri ketika menangani papap, bunda, mertua, tante dan diri sendiri. Tidak mudah, tapi dengan kemauan, ketekunan, kerja keras, dan tidak lupa doa, in syaa Allah akan selesai di akhir Januari 2014.
Ada satu keinginan yang aku tidak tahu apakah bisa kuwujudkan atau tidak. Butuh keberanian, ketekunan dan pertolongan Allah SWT untuk mewujudkannya. Aku ingin sekali bisa mengajak ibu-ibu disekitar tempat tinggalku untuk menjadi ibu-ibu cerdas yang mempunyai keinginan yang besar untuk belajar dan menambah pengetahuan. Terutama pengtahuan tentang agama Islam. Karena banyak sekali yang bisa dan perlu dipelajari dan didalami. Mengaji, tidak hanya membaca surat Yasin, al Waqiah, al Mulk, shalawat Nabi SAW, rawi. Banyak sekali hal yang bisa dibahas dan dipelajari. Aku tidak mau mengajari, karena belum memilki kemampuan dan kmpetensi untuk itu. Namun aku bisa dan mau berbagi cerita dan pengetahuan yang telah aku pelajari kepada mereka. Walaupun agak sulit, tapi aku yakin, dengan pertolongan Allah SWT aku bisa mewujudkannya.
Kegalauan, tentu saja sering menggelayuti hati ini. Kondisi keuanganku yang belum stabil, dan sampai saat ini aku belum menemukan jalan keluarnya. Tetapi aku memiliki keyakinan, Allah SWT pasti akan membantu aku dengan memberikan jalan keluarnya. Tetapi kalau aku ditanya, apa dan bagaimana, aku belum tahu jawabannya, karena hal itu belum terjadi. Masih sebatas bayang bayang, di hati, yang mudah-mudahan tidak perlu terjadi, aamiin...
Tidak banyak memang keinginan aku, tapi walaupun begitu semua harus dijalani dengan kerja keras, tekun, dan doa, mohon bimbingan dan pertolongan dari Allah SWT. LAA HAULA QUWATA ILA BILAH. HASBUNALLAH WA NI'MAL WAKIL, NI'MAL MAULA WA NI'MAN NASSIR. AAMIIN, AAMIIN, AAMIIN YAA RABBAL ALAMIN...
Kamis, Oktober 17, 2013
n a m a
apalah arti sebuah nama, ada pepatah yang mengatakan demikian. Tapi bagi aku, nama itu bukan sekedar sebuah nama, tapi dari nama itu banyak cerita yang dihasilkan.
Orang tuaku memberi nama untuk ku, Lakhsmi Raya Widdayanti. Menurut ibuku, namaku diambil dari nama seniornya yang dia kagumi, namanya Laksmi Widayanti. Tapi ayahku ingin sesuatu yang berbeda, oleh karena itu ditambah nama Raya ditengahnya. Sebenarnya Lakhsmi itu nama seorang dewi yang cantik, ia istri dari dewa Wisnu. Raya mempunyai arti besar, walaupun sebenarnya tubuhku tidak bisa dibilang besar. Sedangkan Widdayanti, menurut ibuku, artinya anak perempuan pertama.
Sebenarnya namaku biasa saja, kalau saja ayahku bukan orang yang unik. Beliau selalu menginginkan sesuatu yang berbeda. Lain dari pada yang lain. Menurutnya anak perempuan pertamanya harus memiliki nama yang unik, lain dari pada yang lain. Karena dua orang kakaknya yang sudah menikah menamai anak anak mereka cukup unik. Kakak pertamanya memberi nama anak laki laki yang diperoleh dari semua tetua yang ingin menyumbang nama untuk cucu pertamanya, kakak keduanya memberi nama anak anaknya dengan memasukan unsur zacharin, karena ayahnya seorang direktur pabrik gula. Jadi, akhirnya ayahku memberi nama panggilan bagiku MOYI. ya Moyi, kalau ditanya apa maknanya, ya tidak ada, hanya unik saja dan tampaknya hampir tidak ada yang memberi nama Moyi bagi anak anaknya.
Disinilah awal cerita. Moyi, bukanlah nama yang lazim, dan ternyata tidak banyak orang yang bisa menyebut dan memanggil namaku dengan benar. Biasanya mereka memanggil ku Moy, Moi, jarang yang memanggil dengan benar m o y i.. Bahkan ada yang memanggilku Momoy, Moymoy, Miu, kalau mau meledek dipanggilah aku Amoy atau Cemoy. Memang namaku terdengar seperti nama Thionghoa, dan kebetulan lagi, wajahku seperti orang thionghoa. Kalau Amoy, itu memang nama anak perempuan thionghoa, tapi Cemoy.
Ada ceitanya, nama itu bermula dari lawakan di tv, dimana sesorang melakukan tawar menawar dengan tukan becak (di Jakarta th 70an becak masih ada loh),
Penumpang : Bang, ke proyek senen berapa
Abang Becak : Cepek pak
Penumpang : ah mahal betul, cemoy aja ya..
Abang Becak : Hah, berapa tuh cemoy
Penumpang : Lah, cepek itu berapa?
Abang Becak : seratus
Penumpang : Oh kalo gitu cepmoy tujuhlima deh
Nah sejak ada lawakan itu di tv, jadilah julukan baru bagiku.
Karena orang rumahku memanggilku demikian maka ketika aku masuk sekolah dasar, teman teman juga memanggilku Moyi, Moy atau Moi tepatnya. Tapi tidak demikian ketika aku masuk sekolah menengah pertama. Aku bertekad tidak mau mempergunakan nama Moyi, dan kalau perlu teman temanku tidak tahu nama panggilan rumahku. Jadilah ketika aku masuk sekolah aku memperkenalkan diri dengan nama Lakhsmi.
Pertama kali dipanggil dengan nama Lakhsmi, rasanya bagaimana gitu, senang, bangga, Aku merasa senang dan bangga karena menurutku Lakhsmi itu nama yang cantik, bagus dan indah. Nama ini pula yang aku gunakan ketika aku sekolah di sekolah menengah atas. Tapi tidak berarti nama ini aman dari ledekan teman teman. Masih tetap ada ledekannya, Laxmi Taylor, ya nama penjahit yang cukup terkenal di tahun 70an, karena diiklankan di tv dan radio. Bahkan kalau tidak salah, penjahit Laxmi Taylor masih ada dan tempat
nya pun masih di Pasar Baru.
Enam tahun, memakai nama Moyi di sekolah dasara, dan enam tahun memakai nama Lakhsmi di sekolah menengah, membuat aku merasa ingin sesuatu yang beda, akhirnya aku memutuskan mempergunakan nama Raya ketika masuk ke perguruan tinggi.
Awalnya agak sulit juga karena aku menulis namaku dengan Lakhsmi Raya W, jadi teman teman baruku secara otomats imemanggil nama depanku, Lakhsmi. Maka sibuklah aku memperkenalkan diri dengan nama Raya. Hampir seminggu aku harus mensosialisasikan nama Raya kepada teman temanku, sampai akhirnya tidak ada lagi yang memanggilku Lakhsmi, tapi Raya.
Aku senang sekali ketika pertama kali mempergunakan nama Raya, karena menurutku nama ini keren dan jarang orang yang memiliki nama Raya.
Memakai nama Raya bukan berarti tanpa ledekan, sering aku ditanya kenapa pakai nama Raya, emangnya lahirnya di jalan raya yaa.? Atau, wah kamu kaya raya yaa, segala punya, kebun raya, jalan raya, pasar raya... aku cuma tersenyum saja. Dan nama Raya inilah akhirya yang aku pakai sampai sekarang.
Ada enaknya memiliki tiga buah nama panggilan. Kalau ada seseorang yang memanggilku dengan nama Moyi, sudah hampir pasti dia saudaraku atau teman rumah atau teman SD, tetapi kalau memanggil dengan nama Lakhsmi, pasti teman SMP atau SMA, dan kalau Raya, mereka adalah teman kuliah dan teman teman masa kini.
Jadi kalau ada yang bilang apalah artinya sebuah nama, bagiku sebuah nama itu sangat berarti, karena selain namaku keren dan bagus nama itu adalah nama pemberian orang tuaku, sebuah nama yang unik, dan dengan nama itu pula aku bisa membedakan ini teman kecil, teman remaja, atau teman masa kini....
Halo, namaku LAKHSMI RAYA WIDDAYANTI binti PINARDI, siapakah namamu?
Orang tuaku memberi nama untuk ku, Lakhsmi Raya Widdayanti. Menurut ibuku, namaku diambil dari nama seniornya yang dia kagumi, namanya Laksmi Widayanti. Tapi ayahku ingin sesuatu yang berbeda, oleh karena itu ditambah nama Raya ditengahnya. Sebenarnya Lakhsmi itu nama seorang dewi yang cantik, ia istri dari dewa Wisnu. Raya mempunyai arti besar, walaupun sebenarnya tubuhku tidak bisa dibilang besar. Sedangkan Widdayanti, menurut ibuku, artinya anak perempuan pertama.
Sebenarnya namaku biasa saja, kalau saja ayahku bukan orang yang unik. Beliau selalu menginginkan sesuatu yang berbeda. Lain dari pada yang lain. Menurutnya anak perempuan pertamanya harus memiliki nama yang unik, lain dari pada yang lain. Karena dua orang kakaknya yang sudah menikah menamai anak anak mereka cukup unik. Kakak pertamanya memberi nama anak laki laki yang diperoleh dari semua tetua yang ingin menyumbang nama untuk cucu pertamanya, kakak keduanya memberi nama anak anaknya dengan memasukan unsur zacharin, karena ayahnya seorang direktur pabrik gula. Jadi, akhirnya ayahku memberi nama panggilan bagiku MOYI. ya Moyi, kalau ditanya apa maknanya, ya tidak ada, hanya unik saja dan tampaknya hampir tidak ada yang memberi nama Moyi bagi anak anaknya.
Disinilah awal cerita. Moyi, bukanlah nama yang lazim, dan ternyata tidak banyak orang yang bisa menyebut dan memanggil namaku dengan benar. Biasanya mereka memanggil ku Moy, Moi, jarang yang memanggil dengan benar m o y i.. Bahkan ada yang memanggilku Momoy, Moymoy, Miu, kalau mau meledek dipanggilah aku Amoy atau Cemoy. Memang namaku terdengar seperti nama Thionghoa, dan kebetulan lagi, wajahku seperti orang thionghoa. Kalau Amoy, itu memang nama anak perempuan thionghoa, tapi Cemoy.
Ada ceitanya, nama itu bermula dari lawakan di tv, dimana sesorang melakukan tawar menawar dengan tukan becak (di Jakarta th 70an becak masih ada loh),
Penumpang : Bang, ke proyek senen berapa
Abang Becak : Cepek pak
Penumpang : ah mahal betul, cemoy aja ya..
Abang Becak : Hah, berapa tuh cemoy
Penumpang : Lah, cepek itu berapa?
Abang Becak : seratus
Penumpang : Oh kalo gitu cepmoy tujuhlima deh
Nah sejak ada lawakan itu di tv, jadilah julukan baru bagiku.
Karena orang rumahku memanggilku demikian maka ketika aku masuk sekolah dasar, teman teman juga memanggilku Moyi, Moy atau Moi tepatnya. Tapi tidak demikian ketika aku masuk sekolah menengah pertama. Aku bertekad tidak mau mempergunakan nama Moyi, dan kalau perlu teman temanku tidak tahu nama panggilan rumahku. Jadilah ketika aku masuk sekolah aku memperkenalkan diri dengan nama Lakhsmi.
Pertama kali dipanggil dengan nama Lakhsmi, rasanya bagaimana gitu, senang, bangga, Aku merasa senang dan bangga karena menurutku Lakhsmi itu nama yang cantik, bagus dan indah. Nama ini pula yang aku gunakan ketika aku sekolah di sekolah menengah atas. Tapi tidak berarti nama ini aman dari ledekan teman teman. Masih tetap ada ledekannya, Laxmi Taylor, ya nama penjahit yang cukup terkenal di tahun 70an, karena diiklankan di tv dan radio. Bahkan kalau tidak salah, penjahit Laxmi Taylor masih ada dan tempat
nya pun masih di Pasar Baru.
Enam tahun, memakai nama Moyi di sekolah dasara, dan enam tahun memakai nama Lakhsmi di sekolah menengah, membuat aku merasa ingin sesuatu yang beda, akhirnya aku memutuskan mempergunakan nama Raya ketika masuk ke perguruan tinggi.
Awalnya agak sulit juga karena aku menulis namaku dengan Lakhsmi Raya W, jadi teman teman baruku secara otomats imemanggil nama depanku, Lakhsmi. Maka sibuklah aku memperkenalkan diri dengan nama Raya. Hampir seminggu aku harus mensosialisasikan nama Raya kepada teman temanku, sampai akhirnya tidak ada lagi yang memanggilku Lakhsmi, tapi Raya.
Aku senang sekali ketika pertama kali mempergunakan nama Raya, karena menurutku nama ini keren dan jarang orang yang memiliki nama Raya.
Memakai nama Raya bukan berarti tanpa ledekan, sering aku ditanya kenapa pakai nama Raya, emangnya lahirnya di jalan raya yaa.? Atau, wah kamu kaya raya yaa, segala punya, kebun raya, jalan raya, pasar raya... aku cuma tersenyum saja. Dan nama Raya inilah akhirya yang aku pakai sampai sekarang.
Ada enaknya memiliki tiga buah nama panggilan. Kalau ada seseorang yang memanggilku dengan nama Moyi, sudah hampir pasti dia saudaraku atau teman rumah atau teman SD, tetapi kalau memanggil dengan nama Lakhsmi, pasti teman SMP atau SMA, dan kalau Raya, mereka adalah teman kuliah dan teman teman masa kini.
Jadi kalau ada yang bilang apalah artinya sebuah nama, bagiku sebuah nama itu sangat berarti, karena selain namaku keren dan bagus nama itu adalah nama pemberian orang tuaku, sebuah nama yang unik, dan dengan nama itu pula aku bisa membedakan ini teman kecil, teman remaja, atau teman masa kini....
Halo, namaku LAKHSMI RAYA WIDDAYANTI binti PINARDI, siapakah namamu?
Rabu, Juli 25, 2012
enough
Bangun tidur, walopun rasanya agak kurang baik, tapi masih lebih baik dari kemarin. Gw ga tau apa yang terjadi sama diri gw, tapi perasaan gw ringan banget. Gw ga kepikiran ttg dia, perasaan gw biasa biasa aja. Mungkin emang sudh seharusnya begini kali ya. Gw musti kembali ke kondisi normal gw, seperti sebelum gw ketemu ma dia. Gw sudah harus bisa menikmati hidup gw apa adanya seperti dulu, dan tidak lagi menghayalkan atopun berkeinginan lebih dari yang sudah gw miliki sekarang. gw akan bisa lebih tenang dan bahagia dibanding dulu.
Setiap orang memiliki kehidupannya dan jalanhidup masing masing yang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan, yang memiliki kehidupan ini. Tetapi kita pun diberikan pilihan bagaimana caranya kita menjalani kehidupan yang telah ditentukan itu.
Awalnya aku ingin sekali membantu dia untuk menjalani kehidupannya dengan lebih baik, sehingga diapun bisa merasakan kebahagiaan yang aku rasakan. Tapi dia tidak pernah mau untuk memberi kesempatan padaku untuk menolongnya, uluran tanganku selalu ditolaknya dengan berbagai macam dalih. Tapi diapun mengatakan memerlukan pertolongan dan mau ditolong, walopun pada kenyataannya dia selalu menolak uluran tanganku. Dia selalu bersembunyi dibalik ketegarannya. Padahal ga setegar itu. Walopun pernah kadang kadang ketika dia sudah tidak tahan, dia kelepasan kalo dia tuh sbnernya juga suka ga kuat, dan butuh pertolongan, tapi masih terlalu sombong untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia alami atau yang terjadi pada dirinya. Dia hanya minta untuk didoakan agar dia selalu kuat dan tabah dalam menjalani kehidupannya yang pahit.
Aku menjadi terpengaruh dan semua itu mengacaukan emosi dan perasaanku. Aku merasa aku bisa merasakan juga kesedihannya, kesusahannya, tapi aku tidak bisa berbuat apa apa, dan ini sangat mengganggu aku. Sebenernya merasakan secara langsung sih tidak tapi aku bisa membayangkannya, ato mungkin juga benar bisa merasakannya, aku merasa sangat prihatin untuk itu. Aku ingin sekali menolongnya dan aku telah mengulurkan tanganku untuk itu, tapi dia selalu menolaknya. Aku juga ga tau kenapa, walopun dia juga selalu meminta aku untuk mendoakannya.
Tapi akhir akhir ini, aku merasa dia menjauhi aku, aku juga ga tau apa alasannya, dia ga pernah mau bicara. Memang seperti itu wataknya agak tertutup untuk hal hal seperti itu ato yang menyangkut keadaan dirinya. Dia takut dan tidak mau dikasihani. Aku bisa merasakannya secara pasti. Tapi setiap aku katakan hal ini padanya dia selalu mengatakan ini hanya perasaan aku saja, seharusnya aku tau kalo dia dari dulu sampai sekarang selalu menyayangi dan mencintai aku, begitu selalu katanya. Dan aku diminta untuk tidak berpikiran jelek terhadapnya, karena dia selalu menyayangi aku. Tapi kenyataannya, sekarang ini dia seolah olah tidak mau mempedulikan aku lagi, mungkinkah dia sudah bosan dengan aku, aku juga ga tau. Tapi dia selalu meyangkal hal ini, walopun pada kenyataannya dia begitu. Dengan tidak lagi menyapa aku dan tidak lagi membalas sms ku dan tidak mau mengangkat telpon dari aku. Apa artinya ini kalo bukan dia menghindar dan menjauh dari aku, bahkan mungkin sudah tidak peduli dan menganggap aku lagi. Tapi dia selalu saja menyangkalnya, dan mengatakan aku selalu punya pikiran jelek ke dia. Tapi kenyataannya kan memang begitu. Apakah aku salah kalo punya pikiran dan perasaan seperti itu, bila melihat faktanya seperti itu.
Ketika aku sudah merasa berputus asa untuk tetap mempertahankan hubungan ini, walopun aku harus menahan perasaan, rasa rindu, rasa sayang yang makin mendalam, tiba tiba dia menunjukkan sikap dari yang sebaliknya akhir akhir ini di tunjukkan ke aku. Perasaanku berbunga kembali. Mengharap lagi. Tapi setelah itu dia menghempaskannya lagi.
Aku bingung, aku kesel, aku marah, aku merasa ga karu karuan, tapi ga bisa berbuat apapun. Akhirnya aku memutuskan enough is enough. Cukuplah sudah aku diombang ambingkan dengan perasaan aku ini. Cukup sudah, aku bertanya tanya pada diri sendiri apakah dia masih menyayangi aku ato tidak, dst dst dst. Enough is enough. Aku sudah tidak ingin lagi berusaha untuk membahagiakan dia. Untuk apa aku berusaha dengan susah payah kalo yang ingin aku tolong selalu menolak. Untuk apa aku merasa pusing tujuh keliling kalo dia sendiri sudah tenang tenang aja ato baik baik saja. Rasanya masih banyak lagi hal hal yang harus aku pikirkan dan masih banyak orang yang memerlukan uluran tangan aku.
Tapi tetap saja tidak dapat dipungkiri aku masih menyayanginya, dan peduli padanya. Karena aku tahu pasti bahwa sebenarnya hatinya tidak setegar yang dia tunjukkan. Bahwa sebenarnya dia membutuhkan seseorang yang selalu memperhatikannya. Aku tahu itu, aku paham benar dengan wataknya. Cukup lama aku mengenal dia, dan cukup dalam aku pernah menyelami hatinya. Tapi aku pun menyadari bahwa aku tidak bisa memaksakan kehendakku dan keinginanku,walopun itu baik.
Tapi kalo dipikir lebih dalam lagi, apa betul, keinginan yang baik. Baik untuk siapa. Untuk aku, untuk dia, untuk suamiku, untuk keluargaku. Untuk siapa.
Nah kan bingung. Makanya dari pada bingung terus, sotoy terus, mending juga sekarang ga usah lagi punya keinginan yang aneh aneh. Pake mau ngebahagian orang, jelas jelas dia ga mau ditolong. Ga perlu lagi mikirin dia gimana gimana, dia udah gede, udeh bangkotan malah, ya kan. Dia sudah tau apa yang baik untuk dirinya, kenapa juga musti repot repot mikirin dia. Mending amat dia juga mikirin gw, peduli ma gw, lah sekarang dia acuh aja koq. Mungkin dulu emang dia peduli ama gw, tapi kan yang penting kenyataannya aja sekarang gimana, ya kan. Jadi ga usah sedih, ga usah gelisah, ga usah gundah. Adepin aja dan urusin aja yang jelas jelas ada didepan mata. Apa coba, ya itu bener, keluarga, suami, anak, sodara, sahabat, dan orang orang yang memang bener bener merluin gw, ya ga.
Nah maka dari itu, gw bilang ENOUGH IS ENOUGH, LETS MOVE ON, WALK AWAY, DON'T LOOK BACK. Comon babe, lets go.
Jadi sekarang gw sudah bisa lebih menikmati lagi hari hari gw, tanpa perlu mudeng mudeng ga karuan. Ya bolehlah kalo sekali kali sms dia, kalo lagi pengen ato lagi kangen, tapi sudah ga boleh berharap banyak kalo dia akan menjawab sms aku. Jadi ga usah sebel ato jadi ga karuan perasaannya kalo dia ga mau bales sms, biasa aja kali. Yang penting gw dah selalu menunjukkan niat baik untuk tetap berhubungan dengan dia, tapi kalo dia ga mau juga ga papa. Ya ga.
Langganan:
Postingan (Atom)