Selasa, November 30, 2010

TOMAT

Manusia tempatnya salah, tempatnya khilaf.
Tidak ada manusia yang tidak pernah salah dan khilaf, jangankan manusia, nabi sekalipun pernah melakukan ke khilafan. Tapi karena seorang Nabi adalah orang pilihan Allah, maka mereka akan segera menyadari kekeliruannya dan langsung bertobat dan tidak mengulanginya lagi.
Tetapi kalau kita, manusia biasa, yang walaupun tahu bahwa itu salah atau keliru, masih saja diteruskan kesalahan itu dengan berbagai alasan dan dalih. Dan bilapun menyadarinya dan bertobat, tak jarang kita pun akan mengulanginya lagi, dan bertobat lagi. Makanya disebut tobat Tomat alias tobat kumat.

Sebagai manusia yang lmah dan penuh dengan dosa, sering kali aku juga melakukan hal yang sama TOMAT, tobat kumat. Dengan berbagai alasan dan dalih juga. Yang paling sering menjadi dalih ku adalah, namany ajuga manusia empatnya salah, dan bukankah Tuhan Maha Pengampun.

Cuma sungguh demi Allah, aku pengen sekali menjadi orang yang benar benar tobat akan segala kesalahan dan kekhilafannya sebelum ajal menjemput. Tapi apa daya begitu susah dijalankan. Memang ada pepatah yang mengatakan 'bila ada kemauan disitu ada jalan'. tapi sungguh susah sekali itu dilakukan.

Contohnya sederhana sekali. GIBAH.Sering kali kita bergibah, barangkali hampir setiap hari. Kita tahu gibah itu dosa, gibah itu salah, tapi kenapa kita tidak dapat menahan mulut kita untuk tidak bergibah. Ada saja yang kita gibahkan. Dan bila tersadar, biasanya berujar, bukan mau gibah nih ya, tapi mau diambil hikmah dan pelajarannya. Tapi benerkah itu, tanyakan pada hati sendiri.

Jadi gimana dong. Yang namanya hidup itu suatu proses, berupaya untuk tidak berbuat kekeliruan dan tidak mengulangi kekeliruan yang sama.

Sering aku merasa diriku ini begitu buruknya selalu mengulang kesalahan dan kekeliruan yang sama. Tapi aku tetap berusaha untuk selalu kembali di jalan yang benar, semoga Allah selalu melindungi aku dan menjaga aku dari godaan setan yg terkutuk, dan allah selalu mau mengampuni segal kekhilafan kesalahan kekeliruan dan dosa dosa aku yang sering aku buat dengan sengaja atau tidak sengaja, yang sering aku lakukan berulang ulang, aminn.

Ps. lagi ngerasa banyaaaaaak bangeeet dosanya, makanya nulis ini.hiks
Ya Allah, ampunilah hambaMu ini, bila engkau tidak mengampuni aku maka aku akan menjadi orang yg celaka. amin.

Minggu, November 21, 2010

nostalgia

Kubuka sebuah profile di fb aku, kulihat album foto fotonya, pikiranku segera melayang bagai filmyang diputar kembali, janatungku tergetar, segera teringat lintasan peristiwa peristiwa.
Rasanya baru saja kemarin aku lalui masa masa itu. Masa yang penuh canda tawa juga air mata.
Terlintas satu nama, yang masih lekat dalam ingatan, masih dekat didalam hati, tapi entah dimana kini dia berada.
Satu nama, cuma satu nama, tapi mampu menggetarkan jiwa raga, menuntunku menulis ini, karena tak mungkin ku ungkapkan rasa hati. Ya hanya satu nama, yang kini entah dimana.
Dia telah mengisi hari hariku, menjadikan tangisku jadi tawa, menjadikan sedihku jadi senyum.
Lebih dari sepuluh tahun kita menjalin cerita, yang membuatku tak bisa pindah ke lain hati.
masih terngiang kata katamu, tak perlu kau katakan cinta karna aku tau kamu menyayangiku, tak perlu ku katakan cinta karna kamu tahu aku sangat sayang padamu.
Saat itu aku hanya terpana dan terpana tak tahu harus berkata apa.
Sedih, bahagia bercampur menjadi satu.
Karna aku tak tahu harus berkata apa. Aku merasa kehilangan dirimu, habis sudah asaku.
Tapi aku tahu aku juga masih memilikimu, engkau selalu ada untukku.
Tapi sampai kapan, belum ku tahu.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi darimu, dan ternyata engkaupun telah siap untuk meninggalkan ku.
Kau bawa undangan itu kepadaku, minggu depan aku akan menikah. Terpuruklah hatiku, hancur berkeping tercerai berai. Ku tahu inilah saatnya, sampai juga waktunya. Setelah sepuluh tahun lebih menunggu.
Seharusnya itu tak perlu terjadi, apabila kita lebih membuka hati. Seharusnya akupun tak perlu bersedih karena pernikahanku juga tinggal menunggu hari.
Aku tak pernah berharap lagi dia akan ada untukku lagi. Karena seseorang telah menanti engkau dan aku. Kita tidak bisa seperti dulu lagi, karena hati kita sudah ada yang memiliki.
Masih terngiang juga kata kata terakhirmu, engkau memintaku untuk berjanji, berjanji untuk menjaga diri dan hati, karena kamu sudah tidak ada lagi. karna kau sudah tidak bisa lagi menjaga hati ini. Tapi aku tahu pasti bahwa kau tetap ada di relung hatiku.
Dan kini mencuat lagi ketika ku lihat foto nostalgia sma mu, kucari kesetiap sudut barangkali ada dirimu. Nihil.
Tapi nostalgia itu telah menggetarkan hati dan mengusik hati teringat padamu lagi.
Walau dua puluh tahun lebih telah berlalu, tapi kau tetap dihatiku. Dan akan selalu ada.

Selasa, November 09, 2010

dodol maridol

Tau ga sih aku jadi orang kayak dodol maridol.
Sebenarnya tidak terlalu banyak tulisan yang aku buat di blog ini, tapi cukup banyak juga untuk diingat semua secara satua persatu.
Dan tahukah apa yang kemudian terjadi. Sseorang teman telah mengkoreksi sebuah tulisanku yang aku tulis dengan bahasa Inggris (lagi sok tau, sok pinter tapi jadinya dodol maridol... hiks). Dan koreksi itu dia kirim ke facebook aku di inbox. Dan aku dengan dodolnya ga tahu alias lupa kalo itu sebenarnya tulisan aku sendiri yang di koreksi.
Ketika aku baca tulisan itu, aku merasa sangat akrab dengan tokoh dalam tulisan tersebut dan alih alih aku ingat dengan tulisan aku sendiri, aku malah merasa temanku itu meledek aku. Aargghh...
Oh ,ternyata oh ternyata, dia hanya copy paste dai blog aku ke inboxku kemudian di koreksi.
Pantesan aja, aku merasa mengenali tulisan tersebut.
Adududuuuu..dasar dodol maridol dah...

Senin, November 08, 2010

Suami yang luar biasa


Bila kita mendengar seoang istri melayani dan mengurus suaminya itu adalah hal biasa dan memang sudah seharusnya. Dan apabila kita melihat dan mendengar seorang istri melayani dan mengurus suaminya yang sedang sakit atau sakit yang menyebabkan dia tidak bisa melakukan apa apa sendiri dan istrinya yang mengurus dan membantunya itu juga hal yang dianggap biasa oleh orang orang pada umumnya.

Tetapi, bagaimana bila kejadian itu dibalik, tetapi seorang suami yang mengurus dan meladeni istrinya, karena sang istri menderita sakit akut yang parah sehingga memerlukan bantuan suami.

Kemarin, suami ku bercerita, bahwa dia ketemu dengan teman lama yang sudah lama tidak berjumpa. Sekarang temannya itu telah menjadi pengusaha yang sukses. Dan dia bercerita, kesuksesannya ini adalah berkata jasa istri yang sangat dicintainya.
Menurutnya istrinya itu adalah semangat hidupnya, belahan jiwanya, dia akan merasa ada sesuatu yang tidak lengkap bila tidak ada istrinya. Masih menurutnya, istrinyalah yang selalu membangkitkan semangatnya ketika ia sedang merasa terpuruk, istrinyalah yang selalu menghiburnya ketika dia sedang merasa kecewa atau sedih, istrinya juga yang selalu menenangkannya kalau dia sedang resah gelisah gundah dan marah dan isterinya jugalah yang selalu mendorong dia untuk maju. Tetapi, sekarang istrinya sakit, kena stroke, yang menyebabkan ia harus selalu tergantung dengan orang lain dalam mengerjakan aktivitas hariannya. Dan tahu kah apa yang dilakukan oleh suami itu. Sekarang ia yang ganti mengurus istrinya. Sebelum berangkat kantor dan sesudah pulang dari kantor. Teman suamiku itu begitu telaten mengurus dan merawat istrinya. Bukannya mereka tidak memiliki anak yang sepatutnya mengurus ibunya, tetapi sang suami lah yang tidak mengijinkan orang lain kecuali dia yang mengurus dan merawat istri, bahkan anaknya sendiripun tidak diijinkannya.
Sebegitu besar cintanya pada istrinya, sehingga dia mau melakukan itu semua dengan ikhlas dan senang hati.

Oh, aku jadi teringat dengan ayah ibuku. Mereka begitu saling mencintai. Ketika ayahku sakit kena stroke, ibuku yang merawat dia dengan sepenuh hati, sampai ayahku bisa 75% pulih kembali. Tetapi ketika ibu juga terkena stroke, ayahku dengan segala keterbatasannya berusaha untuk merawat ibuku. Diakhir akhir hayatnya dimana stroke telah menyerang mereka sampai beberapa kali, mereka bahu membahu untuk saling menjaga satu sama lain. Bahkan mereka tetap bisa saling menunjukkan rasa kasih diantara mereka. Sampai akhirnya maut yang memisahkan mereka. Karena ayahku telah dipanggil lebih dahulu oleh Yang Maha Pemilik. Dan ketika akhirnya ibuku pun dipanggil oleh Yang Maha Pemilik, mereka dikuburkandalam satu liang, sebagai tanda cinta kasih diantara mereka. Karena memang 2 bulansebelum ibuku meninggal beliau berpesan kalau dia meninggal agar dikuburkan satu liang dengan ayahku.

Ada lagi cerita tentang sahabatku. Sahabat aku ini menikah tetapi tidak dikaruniai anak, jadi mereka hanya hidup berdua saja. Malang tak dapat di tolak untuk tak dapat di raih, sahabatku divonis sakit kanker rahim, stadium lanjut. Ia sudahpergi berobat kemana mana, baik medis maupun non medis, tapi tidak membuahkan hasil, kondisinya makin menurun sampai akhirnya hanya bisa berbaring ditempat tidur saja. Selama ia sakit, hanya suami dan seorang pembantunyalah yang merawat dia. Dan selama mereka menikah selama 25 tahun lebih, tak sekalipun suaminya terbersit untuk menikah lagi. Mereka tetap saling menyayangi. Dan yang membuat hati aku menjadi sangat tergetar, ketika sahabat ku ini meninggal dunia, suaminyalah yang mengurus jenasahnya. Ia memandikan sendiri istrinya dengan penuh kasih. Oh rasanya sempurna sekali kasih sayangnya, ia merawatnya ketika istrinya sakit sampai di akhir hayatnya.

Menurut aku mereka adalah SUAMI SUAMI YANG LUAR BIASA, mencintai istrinya dengan sepenuh hati.
Aku membayangkan, betapa luar biasanya laki laki ini, yang mau merawat istrinya yang tidak berdaya bukan meninggalkannya, mencari istri baru seperti kebanyakan laki laki. Betapa luar biasanya. Aku jadi bertanya di dalam hati bisakah suamiku melakukan hal hal seperti suami suami yang luar biasa itu?

Aku tak tahu, tapi aku bisa merasakan sampai saat ini, dan mudah mudahan terus sampai mati, ia juga suami yang luar biasa. Ketika aku terbaring sakit tak berdaya, dia selalu ada disisi aku, merawat dan menemani aku. Dia selalu mendukung aku, apapun dia upayakan untuk membahagiakan aku. Dia memang bukan suami yang sempurna, memiliki kekurangan dan kelemahan tetapi dia sempurna untuk aku, karena kekurangannya membuat aku menjadi istri yang sempurna.

Aku pernah iseng bertanya padanya tentang perasaan dia ke aku, seberapa besar cintanya padaku. Dia hanya tertawa kecil, katanya seharusnya aku bisa menilai sendiri, dan jangan pernah mengharapkan ia akan menjawabnya, karena itu rahasia hatinya, hanya dia dan Tuhan yang tahu katanya.

Hm dasar lelaki suka sok gengsi. Tapi biarlah dia tidak mau bicarapun aku sudah tahu, aku sudah bisa merasakan besarnya cinta dia padaku. DIA MEMANG SUAMI YANG LUAR BIASA untuk diriku. Terima kasih Tuhan, Engkau memberikan dia untuk ku, semoga kasih diantara kami bisa abadi sampai mati. Amin..

Dan bagaimana dengan para suami, apakah anda sudah menjadi suami yang luar biasa untuk istri anda?
































SEORANG TEMAN DG KETULUSAN HATI

Seorang teman mengirimi aku sebuah cerita tentang seorang guru, guru Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar. Dan dia sangat menyukai pekerjaannya yang selalu berhubungan dengan anak anak karena menurutnya mereka itu mempunyai hati yang tulus dalam bersikap, tidak seperti orang dewsasa yang penuh kepura puraan. Dan dia berharap dia bisa mempunyai hati yang tulus seperti anak anak itu.

Cerita ini mengingatkan aku kepada seseorang yang kukenal baik.
Dia seseorang yang mengabdikan hidupnya untukkeluarganya, suami dan anak anaknya.
Dia seorang yang tulus dalam melakukan sesuatu, tidak memiliki pamrih bila membantu orang, bahkan sekedar pujianpun ia hindarkan. Prinsipnya kalau tangan kanan memberi sedapat mungkin tangan kiri tidak boleh tahu. (kiasan).
Dia juga seorang guru, guru Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar.
Dia disayang oleh hampir setiap orang yang mengenalnya, dari anak anak, ramaja, orang dewasa bahkan para orang tua.
Sikapnya selalu riang dan setiap keberadaannya selalu membawa kegembiraan bagi orang sekitarnya. Karena dia percaya kegembiraan dapat ditularkan begitu pula dengan kesedihan, makanya dia tidak mau dilihat orang sedang bersedih, karena dia tidak ingin orang jadi ikut bersedih karena melihat dia bersedih.
Dia tidak memiliki keinginan yang berlebihan, dia hanya ingin dirinya menjadi orang yang berguna bagi agamanya, bagu keluarga dan bagi orang orang disekilingnya.Walaupun usianya belum terlalu tua tetapi dia menjadi tempat bertanya bagi keluarga, kerabat dan teman temannya. Tetapi dia pun tidak pernah berhenti belajar. Karena menurutnya hidup itu adalah proses belajar dan kita dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja.
Belajar dari siapa saja, dari buku, dari alam, dari anak anak, orang tua pokoknya dari siapa saja.
Temannya sangat banyak dan dari berbagai macam kalangan.
Kalangan pengusaha, eksekutif, pedagang, bahkan pedagang di pasar pasar sekalipun, menjadi temannya, tukang angkut barang di pasar, seniman, ibu ibu pengajian, ibu ibu sosialita, disetiap lapisan masyarakat dia memiliki teman.
Dia merasa bahagia bila melihat orang lain bahagia dan dia bisa ikut menangis sedih ketika melihat dan mendengar orang lain bersedih atau menderita sementara dia atidak dapat menolong atau berbuat sesuatu untuk mereka.
Dia begitu mengagumkan, moga aku bisa seperti dirinya, yang melakukan segala hal dengan hati, dengan ketulusan hati.

Jumat, November 05, 2010

Banyak orang yang menghujat Pemerintah, para Pemimpin, karena dianggap tidak becus menangani bencana.
Ada mahasiswa yang berdemo menentang kedatangan SBY ke Yogya untuk berkunjung ke daerah bencana. Bahkan ada pula mahasiswa yg demo demo tidak jelas dan tidak penting tujuannya, yg paling memalukan ada juga diantara mereka yang tawuran.
Ada pula politikus yg sibuk mencari muka dan celah dalam derita bangsa ini bahkan untuk mencari simpati.
Tapi wahai saudaraku, jangan pedulikan mereka, jangan hiraukan mereka. Biarlah mereka menjadi anjing anjing yang hanya bisa menggonggong tanpa bisa berbuat sesuatu. biarkan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.
Saudara saudara kita yg terkena bencana itu membutuhkanpertolongan yang nyata, membutuhkan uluran tangan yang nyata. Lihatlah para Relawan, pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka tidak berteriak teriak, mereka tidak gembar gembor, meeka rela membantu saudara saudara kita yang kesusahan, menderita tanpa pamjrih.
Lihat juga para prajurit kita, bahau membahu menolong dan bekerja di tempata bencana.
Diamlah, tutup mulutmu, itu jauh lebih baik dari pada teriak teriak menghujat orang.