Rabu, Juli 25, 2012

enough

Bangun tidur, walopun rasanya agak kurang baik, tapi masih lebih baik dari kemarin. Gw ga tau apa yang terjadi sama diri gw, tapi perasaan gw ringan banget. Gw ga kepikiran ttg dia, perasaan gw biasa biasa aja. Mungkin emang sudh seharusnya begini kali ya. Gw musti kembali ke kondisi normal gw, seperti sebelum gw ketemu ma dia. Gw sudah harus bisa menikmati hidup gw apa adanya seperti dulu, dan tidak lagi menghayalkan atopun berkeinginan lebih dari yang sudah gw miliki sekarang. gw akan bisa lebih tenang dan bahagia dibanding dulu.

Setiap orang memiliki kehidupannya dan jalanhidup masing masing yang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan, yang memiliki kehidupan ini. Tetapi kita pun diberikan pilihan bagaimana caranya kita menjalani kehidupan yang telah ditentukan itu.

Awalnya aku ingin sekali membantu dia untuk menjalani kehidupannya dengan lebih baik, sehingga diapun bisa merasakan kebahagiaan yang aku rasakan. Tapi dia tidak pernah mau untuk memberi kesempatan padaku untuk menolongnya, uluran tanganku selalu ditolaknya dengan berbagai macam dalih. Tapi diapun mengatakan memerlukan pertolongan dan mau ditolong, walopun pada kenyataannya dia selalu menolak uluran tanganku. Dia selalu bersembunyi dibalik ketegarannya. Padahal ga setegar itu. Walopun pernah kadang kadang ketika dia sudah tidak tahan, dia kelepasan kalo dia tuh sbnernya juga suka ga kuat, dan butuh pertolongan, tapi masih terlalu sombong untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia alami atau yang terjadi pada dirinya. Dia hanya minta untuk didoakan agar dia selalu kuat dan tabah dalam menjalani kehidupannya yang pahit.

Aku menjadi terpengaruh dan semua itu mengacaukan emosi dan perasaanku. Aku merasa aku bisa merasakan juga kesedihannya, kesusahannya, tapi aku tidak bisa berbuat apa apa, dan ini sangat mengganggu aku. Sebenernya merasakan secara langsung sih tidak tapi aku bisa membayangkannya, ato mungkin juga benar bisa merasakannya, aku merasa sangat prihatin untuk itu. Aku ingin sekali menolongnya dan aku telah mengulurkan tanganku untuk itu, tapi dia selalu menolaknya. Aku juga ga tau kenapa, walopun dia juga selalu meminta aku untuk mendoakannya.

Tapi akhir akhir ini, aku merasa dia menjauhi aku, aku juga ga tau apa alasannya, dia ga pernah mau bicara. Memang seperti itu wataknya agak tertutup untuk hal hal seperti itu ato yang menyangkut keadaan dirinya. Dia takut dan tidak mau dikasihani. Aku bisa merasakannya secara pasti. Tapi setiap aku katakan hal ini padanya dia selalu mengatakan ini hanya perasaan aku saja, seharusnya aku tau kalo dia dari dulu sampai sekarang selalu menyayangi dan mencintai aku, begitu selalu katanya. Dan aku diminta untuk tidak berpikiran jelek terhadapnya, karena dia selalu menyayangi aku. Tapi kenyataannya, sekarang ini dia seolah olah tidak mau mempedulikan aku lagi, mungkinkah dia sudah bosan dengan aku, aku juga ga tau. Tapi dia selalu meyangkal hal ini, walopun pada kenyataannya dia begitu. Dengan tidak lagi menyapa aku dan tidak lagi membalas sms ku dan tidak mau mengangkat telpon dari aku. Apa artinya ini kalo bukan dia menghindar dan menjauh dari aku, bahkan mungkin sudah tidak peduli dan menganggap aku lagi. Tapi dia selalu saja menyangkalnya, dan mengatakan aku selalu punya pikiran jelek ke dia. Tapi kenyataannya kan memang begitu. Apakah aku salah kalo punya pikiran dan perasaan seperti itu, bila melihat faktanya seperti itu.

Ketika aku sudah merasa berputus asa untuk tetap mempertahankan hubungan ini, walopun aku harus menahan perasaan, rasa rindu, rasa sayang yang makin mendalam, tiba tiba dia menunjukkan sikap dari yang sebaliknya akhir akhir ini di tunjukkan ke aku. Perasaanku berbunga kembali. Mengharap lagi. Tapi setelah itu dia menghempaskannya lagi.

Aku bingung, aku kesel, aku marah, aku merasa ga karu karuan, tapi ga bisa berbuat apapun. Akhirnya aku memutuskan enough is enough. Cukuplah sudah aku diombang ambingkan dengan perasaan aku ini. Cukup sudah, aku bertanya tanya pada diri sendiri apakah dia masih menyayangi aku ato tidak, dst dst dst. Enough is enough. Aku sudah tidak ingin lagi berusaha untuk membahagiakan dia. Untuk apa aku berusaha dengan susah payah kalo yang ingin aku tolong selalu menolak. Untuk apa aku merasa pusing tujuh keliling kalo dia sendiri sudah tenang tenang aja ato baik baik saja. Rasanya masih banyak lagi hal hal yang harus aku pikirkan dan masih banyak orang yang memerlukan uluran tangan aku.

Tapi tetap saja tidak dapat dipungkiri aku masih menyayanginya, dan peduli padanya. Karena aku tahu pasti bahwa sebenarnya hatinya tidak setegar yang dia tunjukkan. Bahwa sebenarnya dia membutuhkan seseorang yang selalu memperhatikannya. Aku tahu itu, aku paham benar dengan wataknya. Cukup lama aku mengenal dia, dan cukup dalam aku pernah menyelami hatinya. Tapi aku pun menyadari bahwa aku tidak bisa memaksakan kehendakku dan keinginanku,walopun itu baik.

Tapi kalo dipikir lebih dalam lagi, apa betul, keinginan yang baik. Baik untuk siapa. Untuk aku, untuk dia, untuk suamiku, untuk keluargaku. Untuk siapa.

Nah kan bingung. Makanya dari pada bingung terus, sotoy terus, mending juga sekarang ga usah lagi punya keinginan yang aneh aneh. Pake mau ngebahagian orang, jelas jelas dia ga mau ditolong. Ga perlu lagi mikirin dia gimana gimana, dia udah gede, udeh bangkotan malah, ya kan. Dia sudah tau apa yang baik untuk dirinya, kenapa juga musti repot repot mikirin dia. Mending amat dia juga mikirin gw, peduli ma gw, lah sekarang dia acuh aja koq. Mungkin dulu emang dia peduli ama gw, tapi kan yang penting kenyataannya aja sekarang gimana, ya kan. Jadi ga usah sedih, ga usah gelisah, ga usah gundah. Adepin aja dan urusin aja yang jelas jelas ada didepan mata. Apa coba, ya itu bener, keluarga, suami, anak, sodara, sahabat, dan orang orang yang memang bener bener merluin gw, ya ga.

Nah maka dari itu, gw bilang ENOUGH IS ENOUGH, LETS MOVE ON, WALK AWAY, DON'T LOOK BACK. Comon babe, lets go.

Jadi sekarang gw sudah bisa lebih menikmati lagi hari hari gw, tanpa perlu mudeng mudeng ga karuan. Ya bolehlah kalo sekali kali sms dia, kalo lagi pengen ato lagi kangen, tapi sudah ga boleh berharap banyak kalo dia akan menjawab sms aku. Jadi ga usah sebel ato jadi ga karuan perasaannya kalo dia ga mau bales sms, biasa aja kali. Yang penting gw dah selalu menunjukkan niat baik untuk tetap berhubungan dengan dia, tapi kalo dia ga mau juga ga papa. Ya ga.


medio 12 agustus 2009













Tidak ada komentar: