Senin, Juli 23, 2012

Perjalanan hidup

Akhir bulan maret, ibu mertua tercinta masuk rumah sakit karena menderita stroke, tepatnya tgl 16 maret 2011, pada hari rabu malam. Awalnya ibu menolak untuk dibawa ke rumah sakit, tetapi setelah dibujuk barulah beliau bersedia.
Seharusnya, beliau sudah harus dibawa sejak hari senin, tapi beliau bersikeras menolaknya, sehingga setelah aku katakan kepad anak anaknya bahwa ibu harus dibawa ke rumah sakit, harus dan harus, karena kondisinya keshatannya makin turun, akhirnya setelah dibujuk rayu barulah beliau mau.

Pelajaran pertama, hikmah yang harus aku ambil adalah, janganlah terlalu berkeras hati dalam hal segala hal, sehingga bisa merepotkan dan menyusahkan anak2.
Memang sebagai anak dan menantu, kami tidak merasa disusahkan dan direpotkan bila harus merawat dan menjaga ibu kita, malah kami merasa bangga bisa diberi kesempatan untuk merawat dan mengurus ibu. Tapi yg menyusahakan hati kami adalah, ketika kami berupaya menolong, tapi ibu menolak, sehingga hati kami menjadi resah dan susah, karena apa, kami sedih tidak dapat berbuat apa apa.

Pelajaran kedua, dari hikmah yg harus aku ambil adalah, sedapat mungkin meringankan beban anak dalam merawat dan mengurus kita.
Sekali lagi walaupun anak tidak merasa direpotkan dalam merawat tetapi alangkah lebih baik bagi orang tua apabila bisa sedapat mungkin meringankan beban anak anaknya.

Selama di rumah sakit selama 10 hari, aku hanya satu hari absen dalam menunggui ibu, tetapi selebihnya, aku turut menunggui ibu. Yang kulihat saat itu, betapa luar biasanya anak anak ibu yg wanita dalam merawat ibunya yg sedang sakit. Penuh kasih sayang dan kesabaran yg luar biasa. Tidak ada keluhan sama sekali keluar dari mulutnya. Luar biasa, luar biasa, luar biasa. Berbahagialah mertua aku yg memiliki anak anak perempuan yg begitu berbaktinya kepada orang tua. Padahal ibu mertua lumayan rewelnya.

Aku sendiri, rasanya tidak seperti itu ketika merawat orang tuaku yg sakit. Apakah ini karena mereka belum menikah, sehingga mereka tidak perlu berbagi perhatian kepada suami dan anak anaknya, entahlah. Karena selama ini ketika aku merawat orang tua masih harus berbagi perhatian dan waktu untuk suami dan anak anak.

Selama di rumah sakit, sebenarnya kondisi kesadaran ibu pun sudah mulai menurun, beliau hampir tidak mau melakukan apapun yg bisa membuatnya pulih dan membaik. tidak memiliki kemauan dan semangat. Apatis sekali. Kondisi ibu saat itu bagai kata pepatah, hidup segan mati tak mau. dan keadaan itu pun terus berlangsung sampai pulang ke rumah. Kondisi ibu semakin menurun dan kesadarannya pun ikut menurun. Sehingga akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir.






Tidak ada komentar: