Selasa, Februari 03, 2009

bocah polos yang jujur.

Hari ini, murid favorit ku sudah masuk lagi, rupanya dia baru sakit dan diopersi amandel. Wah senengnya, waktu ketemu aku, dia langsung meluk aku sambil bilang, bunda aku kangen, wah senengnya.

Memang sangat menyenangkan kalau kita mengajar di teka, anak anak keci yang cerewet dan ceria, polos, tidak ada kepura puraan, nmereka begitu jujur. Memang diperlukan kesabaran ekstra, tapi tetap saja membuat kita selalu menjadi ceria.

Sangat ateras sekali bedanya, bergaul dengan bocah bocah yang masih tanpa dosa dibandingkan dengan bergaul dengan manusia dewasa yang banyak manipulasi dan kebohongan. Mereka. bocah bocah itu, selalu berkata jujur, bila mereka suka mereka akan katakan suka, bila mereka tidak sukaa mereka juga akan berkatqa terus terang, meeka selalu bisa mengungkapkan secar jujur apa yang mereka rasa, tidak seperti kita yang sering berpura pura, walaupun itu diatas namakan sopan santun.

Banyak suka duka mengajar anak anak teka itu, tapi lebih banyak sukanya daripada dukanya, dan kita akan selalu meras jadi awet muda kalau banyak bergaul dengan mereka, dan jangan salah loh, kita juga bisa banyak belajar dari mereka.

Pelajaran pertama, walaupun mereka suka ngambeg, bertengkar dengan sesama temannya, tetapi mereka cepaat baik kembali, mereka tidak mendenda, meeka pun mudah minta maaf dan memaafkan. Tidak seperti kita yang orang dewasa, kalau merasa kesal atau marah hanya dipendam saja, tapi hatinya gondok, malah sering terus ngomongin ke temen kita terus temen kita ngomporin jadi deh kita bisa diem dieman sama sesama teman. Atau dimulut kita bilang memafkan tetapi di hati huuu enak aja gampang bener minta maaf ga berasa ya udah nyakitin ati gw, dendam deh.

Pelajaran kedua, anak kecil tidak pernah jera dalam mencoba hal baru. Bila yang pertama gagal, dia akan mencobanya lagi dan lagi dan lagi sampai berhasil. Sedangkan kita, baru gagal sekali saja sudah jera, kapok, dan tidak mau mengulanginya lagi.

Pelajaran ketiga, dia bisa mentertawakan kesalahan atau kekurangannya tanpa harus jadi merasa malu atau minder. Contohnya bila dia memakai baju terbalik dia hanya akan tertawa lalu minta dibalik menjadi benar. Sederhana kan, wong makai terbalik juga ga sengaja, tapi kalau kita wah kalau buat kesalahan yang tak disengaja yang menurut pendapat kita memalukan aduuh hebohnya luar biasa, bukannya memperbaiki tapi malah uring uringan ga karuan.

Sebenernya, kalo dipikir pikir kita ga perlu belajar lagi loh, lah wong kita kan juga pernah melalui fase fase tersebut, tetapi kita sudah lupa kita juga pernah melakukan hal itu, tapi kita hanya bisa mengingat kelakuan anak kecil yanaga jeleknya aja, seperti suka ngambegnya, keras kepala, kalau maksud ga kesampaian marah marah, yang jelek semua kan.

Coba deh kalo ada temen kita yang suka atau gampang ngambeg, pasti komentar kita, "huh, kaya anak kecil banget sih suka ngambeg, mau menang sendiri, dst dst...", padahal tidak semua kelakuan anak kecil itu jelek kan.

Nah jadi cobalah mulai mengingat kelakuan kita waktu masih kanak kanak dulu, dan siapa tahu kita bisa mengingat dan belajar kembali hal hal baik dari kelakuan anak kecil. Menjadi orang yang jujur, apa adanya.

Tidak ada komentar: