Kamis, Februari 12, 2009

tong sampah

Dulu waktu aku msih abg, aku pernah becita cita jadi seorang psikolog, maksudnya agar dapat membantu orang memecahkan masalahnya, alangkah menyenangkannya. Tapi ketika akyu utarakan citacita ku itu kepada bapak, bapakku tidak setuju, menurutnya, seseorang tidak harus menjadi seroang psikolog untuk membantu orang lain memecahkan maalahnya. Bahkan menurut beliau, banyak psikolog yang tidak memecahkan masalahnya sendiri, bahkan walaupun mereka itu tahu bagaimana cara memecahkan suatu persoalan, secara teori, tetepi mereka tidak bisa menjalankannya. Jadi kesimpulannya.......simpulin aja ndiri . Tapi yang jelas akhirnya aku tidak jadi mengambil jurusan psikologi.

Tapi walaupun aku ga jadi masuk jurusan psikologi, ternyata banyak juga orang orang yang suka mempercayakan aku untuk menceritakan masalah mereka, baik hanya sekedar untuk minta didengarkan atau minta pendapat.

Dan tahukah sebutan apa yang cocok untuk orang yang seperti itu, yaaa benar dia menjadi tong sampah bagi orang orang yang punya masalah, untuk menampung uneg uneg mereka.

Dulu bahkan sampai sekarang, kalau ada seseorang yang sudah lamaaa sekali tidak menghubungi aku lalu tiba tiba dia menelpon, wah aku langsung deg degan, karena aku langsung berpikir 'aduh ada masalah apa ni'. Karena biasanya kalo udah lama ga ketemu dan berhubungan trus menghubungi aku pasti deh ada masalah. Dan biasnya memang benar. Dan masalahnya tuh macem macem, dari masalah ekonomi, anak, pacar, suami, saudara, mertua pokoknya macam macamlah.

Kadang kadang hanya ada yang cuma pengen didengerin keluhannya, karena sebenernya dia sudah tahu jalan keluarnya, tapi pengen dapet pembenaran dari orang lain aja, atau ya cuma pengen didengerin uneg unenya aja, tapi ada juga yang pengen minta saran dan pendapat, yah sukasuka merekalah maunya apa, seperti blog sukasuka ini. Aku sih cuma ngikutin aja apa maunya mereka dan berusaha semampunya untuk memberikan yang terbaik apa yang mereka butuhkan. Alhamdulillahnya, menurut mereka, setelah bertemu atau ngomong sama aku, mereka jadi merasa tenang atau paling tidak lebih tenang.

Yang paling rebet adalah kalau ada dua sodara yang saling berselisih atau suami istri yang berselisih paham, aduuhhh, kalo ga ati ati wah bisa bisa ada perang baratayuda antara sodara atau suami istri. Dan aku sering nih ngalamin yang beginian.

Ada rasa senang ada juga rasa sedih. Bisa membantu meringankan beban orang, menimbulkan sensasi senang yang susah digambarkan, tapi kadang ada juga rasa sedih kalo kita tidak bisa membantu maksimal, apalagi untuk orang yang kesulitan dalam masalah ekonomi.

Menjadi tempat sampah bagi orang orang yang punya masalah ada enak dan ga enaknya juga, kadang kadang kalau kita tidak bisa membatasi diri kita, kita jadi suka terlarut, jadi musti hati hati juga, apalagi kalo yang lagi curhat itu seorang lakilaki, aku pasti membatasi diri, karena ga mau terjadi hil hil yang mustahal, bisa gawat kan.

Tapi satu hal y ang bisa aku dapat dari semua ini, dalam menghadapi masalah masalah kehidupan kuncinya adalah, sabar, ikhlas, banyak bersyukur, dan yang terpenting mohon pada yang Maha Memiliki dan Mengatur utnuk selalu memberi jalan keluar yang terbaik. Kesabaran dan keikhlasan yang harus benar benar keluar dari dalam hati, Insya Allah, tidak ada masalah yang tak ada jalan keluarnya.

Tapi weits weits tunggu dulu, jangan salah, haarus diingat loh, kata kata yang tampaknya sederhana SABAR dan IKHLAS, waaoo adalah hal hal yang tidak gampang dilakukan. Dan aku sendiri harus mengakui sampai saat inipun aku masih terus belajar untuk meningkatkan rasa sabar dan ikhlas dalam diri ini.

Karena tidak mudah juga untuk bisa jadi tong sampah yang bagus dan bersih, harus juga punya kesabaran dan keikhlasan dan yang juga penting harus bisa menjaga rahasian dan amanah. Walaupun menjadi tong sampah bukan keinginan aku, tapi aku bersyukur masih bisa menjadi orang yang ada gunanya bagi orang lain. Coba pikir deh kalo ga ada tong sampah ato tempat sampah apa jadinya dunia, bisa bisa isinya sampah semua karena orang pada buang sampah sembarangan, ya ga sih, benar ga sih.

Tidak ada komentar: